"Manusia kerap mengecilkan hidup orang
lain"
Iya, ini yang sering saya sebut-sebut dalam diri saya. Manusia
kerap mengecilkan hidup orang lain. Ketika kebahagiaan sepele org lain yang
mereka anggap terlalu dilebih-lebihkan, atau ketika kesedihan kecil yang mereka
rasa terlalu ditangisi. Seakan mereka tau standard apa yang harus digunakan
setiap orang untuk mengukur kebahagiaan dan kesedihan masing-masing.
And then, what if it is you, yourself, who drag yourself down?
Seperti tengah mengecilkan hidup saya sendiri.
Memiliki pertemanan yang baik adalah apa yang kerap sekali saya
banggakan dalam hidup saya meski saya tak punya banyak. Setiap kali saya
dikecewakan oleh lingkungan baru yang tidak menerima sepenuh kekurangan saya,
maka saya kerap berkata dalam diri bahwa setidaknya kamu masih memiliki seseorang
yang bersedia kamu bangunkan ditengah malam, bersedia menyambut kamu penuh
sukacita ketika tiba saatnya kamu pulang, atau seketika rela bertanya kabar
ketika kamu lupa menanyakan kabar pada dirimu sendiri.
Memiliki pendidikan dan pekerjaan yang baik juga adalah apa yang
sering saya bisikkan pada diri saya sendiri. Merasa bangga dan cukup dengan apa
yang sudah saya peroleh sejauh ini. Merasa bahwa tak banyak orang bisa
merasakan kebanggaan yang kadang terlalu meninggikan hati. Hingga kadang
saya lupa bahwa saya masih jauh dari sempurna, bahwa saya masih masuk dalam
deretan orang-orang yang tidak memberi dampak apa-apa bagi lingkungannya.
Memiliki seseorang yang selalu siap berada di sisi membuat saya selalu merasa tercukupi. Ia yang bersedia
menebalkan telinga atas setiap cerita-cerita bodoh yang kadang terlalu sering
diulang-ulang lagi. Seseorang yang rela menempuh kilometer-kilometer pemisah hanya untuk datang, memastikan
bahwa kamu menerima kue manis saat ulangtahun. Dan seseorang yang memastikan
bahwa setidaknya kamu layak dicintai. Hingga kadang saya lupa, bahwa ia pun punya hidupnya sendiri. Bahwa dunianya masih belum duniamu hingga saat ini. Bahwa setiap manusiapun butuh waktu sejenak untuk kembali meyakinkan diri melangkah lebih jauh lagi.
Dan apapun yang saya miliki saat ini kerap membuat saya lupa,
bahwa pada akhirnya kamu sesekali harus menyadari banyak hal. Menerima beberapa
kenyataan. Dan mengakui banyak ketiadaan.
Saya mulai belajar untuk sadar agar tidak membesar-besarkan hidup
saya sendiri. Merasa bahwa saya cukup spesial hingga saya terlampau
membesar-besarkan nya sendiri.
Saat ini mungkin saja saya sedang mengecil-ngecilkan hidup saya
yang kecil. Meremeh-temehkan diri saya sendiri.
Padahal tidak. Saya sedang memposisikan diri saya dalam posisi
yang sesungguhnya. Menaruh diri saya agar tidak duduk terlalu tinggi. Mengukur
senyum agar tak terlalu lebar. Agar mampu menyusun hati hingga tak terlalu
berantakan.
"When you feel like nothing"
Ada banyak hal dalam hidup yang dapat seketika menyadarkan banyak
hal pula.
Mungkin saya berusaha untuk tidak pernah mengecilkan hidup orang
lain, meremeh temehkan segala jenis kebahagiaan atau kesedihan yang tengah
mereka genggam. Tapi saya lupa, kadang saya terlalu membesar-besarkan diri
saya. Menganggap bahwa setiap jenis kebahagian yang saya miliki tak pernah
punya batas. Menganggap bahwa setiap kesedihan yang sedang saya alami berhak
punya arti di hidup manusia-manusia lain. Menganggap bahwa segala jenis yang
saya miliki adalah jenis kesempurnaan yang patut saya banggakan.
Hingga akhirnya saya hidup dalam rangkaian anggapan-anggapan. Yang
saya bangun sendiri.
"When you feel like nothing"
Mungkin ketika kamu merasa bahwa nyatanya kamu bukan apa-apa.
bukan siapa-siapa. Saat itulah kamu akan mampu mengisi ruang-ruang yang sudah
dikosongkan dari anggapan menjadi kesungguhan kebenaran. Bukankah gelas yang
kosong jadi lebih mudah menerima kebahagian-kebahagiaan lagi?
Semoga kita selalu berbahagia dengan wajar semoga kita tak lupa
mengosongkan hati dari anggapan agar tak terlalu berat membawa beban.
2 komentar:
Halo mbak tria, masih inget saya? Dewi yang sama-sama ikut tes Kemenlu. Gara2 kepo waktu itu dan dapat twitter, jadi suka baca blog nya mbak hehe
haloo dewii :D Masih inget lah :D
Ahhhhh.. jadi malu tulisannya dibaca #blush
Mana nulisnya jarang2 banget ini :)
Disana apa kabar? MAsih dijakrta kah?
Posting Komentar