Aku Tertunduk Malu

Aku tertunduk
Aku lihat tanah yang jarang kupandangi
Aku tatap dalam-dalam

Aku tertunduk
Malu pada diriku sendiri
Malu pada kesempurnaan agung yang maya kubangun

Aku tak mampu melihat ke samping ku
Entah ada berapa banyak orang disana
Mereka mungkin tertawa, atau menampilkan amarah

Aku tak ingin tahu siapa yang di samping ku
Aku takut mereka bukan sahabat ku
Aku takut mereka orang-orang yang tersenyum manis
Manis, begitu manis hingga aku melahap diriku sendiri

Aku tau
Aku ingin tampak jadi raja
Punya istana dan mahkota

Tapi kini aku tertunduk
Malu pada diriku sendiri
Aku lihat tanah begitu dalam
Begitu rendah di bawah

Aku tak mau melihat kedepan
Apa aku terlalu percaya pada diriku yang kini tengah menatap tanah?
Apa karena aku terlalu sering menelan kata lupa?
Lalu tetap saja bangga dengan keagungan yang juga kubangun sendiri dengan maya

Aku ingin mendongak
Lalu menatap langit tajam-tajam
Dan berharap Tuhan pun sudi melihat mata ku

Jika aku tetap tak mampu melihat apa-apa di langit
Maka jangan salahkan kaca-kaca di mataku
Aku terlampau sedih dan malu
Aku tak ingin kaca-kaca itu jatuh
Lalu berubah jadi butiran kesusahan

Biar sekarang aku berjalan sendiri
Biar kututup dan kukunci semua indera
Biar aku nikmati sendiri, aku telan sendiri, dan aku lahap sendiri apa yang jadi atau tidak menjadi

Karena jalanku kedepan tetap harus dan harus
Dan aku mulai menghipnotis diriku agar tampak jadi tanah
Agar mereka lupa
Tapi angan ku akan tetap jadi awan, walau kelak kalian melihatnya bagai gumpalan awan serupa tanah di langit.

:'(

¡Compártelo!

0 komentar:

Posting Komentar

Buscar

 

CataTan awaN PutiH

Terlanjur jatuh cinta pada awan

yang menutupi birunya langit,
membuat siang menjadi menyenangkan
...dan memberi banyak inspirasi...

About

Catatan Awan Putih Copyright © 2011 | Tema diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger